Selasa, 02 Juli 2013

Keputusan Individu dan Kelompok

Pengambilan Keputusan

Intisari dari proses “pengambilan keputusan”  sebenarnya adalah proses membuat pilihan diantara beberapa pilihan dan harapan akan terciptanya suatu hasil yang baik. Sweeney & McFarlin (2002) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses dalam mengevaluasi satu atau lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik yang diharapkan. Sementara itu, Kinicki & Kreitner (2003) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses mengidentifikasi dan memilih solusi yang mengarah pada hasil yang diinginkan.
Ditinjau dari karakteristiknya, pengambilan keputusan terdiri dari 2 karakteristik, yakni:
·         Pengambilan keputusan individual
·         Pengambilan keputusan kelompok

1.  Pengambilan Keputusan Individual

1.  Pengertian keputusan individu
Pengambilan keputusan merupakan hasil proses dari beberapa pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.
Seorang filosof Prancis, Jean-Paul Sartre mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang berkesadaran “dikutuk untuk bebas”. Kutukan kekebasan ini menempatkan manusia sebagai makhluk yang dapat menentukan jalannya sendiri. Apapun jalan yang diambil, maka manusia itu sendiri yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dikemudian hari.
Di zaman modern ini manusia dihadapkan pada banyak pilihan, memilih universitas, jurusan, pekerjaan, pacar, dll.. yang menuntut kemampuan manusia untuk dapat mengambil keputusan secara tepat. 
2.  Gaya Pengambilan Keputusan pada Individu
Ada dua dimensi dalam gaya pengambilan keputusan, yakni:

·     Orientasi nilai (values orientation),yaitu Tipe pengambil keputusan yang berorientasi nilai, fokus pada tugas (masalah teknis) dan fokus pada orang (sosial).

·     Kompleksitas kognitif (cognitive complexity),yaitu mengindikasikan tingkat di mana seseorang memiliki toleransi terhadap ambiguitas dan kebutuhan terhadap struktur.

3.  Empat Gaya pengambilan keputusan individu:

Menurut Rowe & Boulgarides (1994), dua dimensi di atas (orientasi nilai & kompleksitas kognitif) apabila dikombi-nasikan menghasilkan 4 gaya pengambilan keputusan, yakni:
Directive
Individu dengan gaya direktif, toleransinya rendah terhadap ambiguitas, ia mencari rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan dibuat dengan informasi yang minimal, dengan menilai beberapa alternatif. Membuat keputusan yang cepat dan fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada hal-hal yang bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur, seringkali agresif, serta cenderung mendominasi orang lain.
Analytical
Individu dengan gaya analitis, toleransinya lebih besar terhadap ambiguitas. Fokus terhadap keputusan yang bersifat teknis. Berkeinginan mencari informasi lebih lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif. Dicirikan sebagai pengambil keputusan yang terbaik dalam hal kehati-hatiannya dan kemampuannya dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam mengambil keputusan.
Conceptual
Individu dengan gaya konseptual, cenderung luas pan-dangannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan kreativitas pemecahan masalah. Disamping itu, tingkat kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada manusia tinggi. Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan. Cenderung idealis, menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami hubungan yang kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment organisasi yang tinggi. Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada pelaksana.

Behavioral
Individu dengan gaya behavioral, memiliki tingkat kompeksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang mendalam terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Peduli dengan prestasi rekan-rekan dan bawahan, menerima saran dari orang lain, serta mengandalkan pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki keinginan untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk mencari penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.

4.  Persepsi dan Nilai Pengambilan Keputusan
Persepsi
Persepsi merupakan unsur penting, sebagai “gerbang awal” masuknya informasi dari lingkungan. Berangkat dari stimulus, individu pengambil keputusan akan mengguna-kan frame of reference-nya dalam bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, di mana hal ini merupakan fungsi dari pengalaman dan kompleksitas kognitif.
Persepsi yang “bias,” tentu akan mempengaruhi interpre-tasi dan reaksi individu terhadap situasi.
Pada akhirnya akan membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya dalam mengambil keputusan.

Nilai Pengambilan Keputusan
Unsur penting yang tidak kalah pentingnya dalam memahami pengambilan keputusan adalah nilai (values). Nilai sebagai faktor kunci dalam menentukan gaya pengambilan keputusan. Nilai dapat dimaknai sebagai pedoman normatif pada diri seseorang yang mempengaruhinya dalam memilih sejumlah alternatif untuk bertindak. Nilai dapat dilihat sebagai penyediaan kerangka perseptual yang stabil dalam mempengaruhi perilaku seseorang, karena dibangun dan berkembang melalui pengalaman.
Singkatnya, nilai dapat dilihat sebagai refleksi dari keyakinan yang mengarahkan tindakan, pertimbangan, dan pengambilan keputusan sebagai akhir dari proses yang terjadi dalam individu.
Bila persepsi berperan dalam mengartikan informasi sesuai realitas subjektif, maka nilailah yang menggerak-kan (melalui motif) perilaku (gaya) tertentu dalam men-capai tujuan.
5.  Faktor Individual dalam Pengambilan Keputusan
Sebelumnya telah dikemukakan proses dasar pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang dalam pengambilan keputusan. Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian dan kecenderungan dalam pengambilan resiko. 

3 komentar:

  1. kok yang pengambilan keputusan kelompok ga ada penjabarannya?

    BalasHapus
  2. kok yang pengambilan keputusan kelompok ga ada penjabarannya?

    BalasHapus

 
Noor Mutia Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template