Pengambilan
Keputusan
Intisari dari proses “pengambilan keputusan”
sebenarnya adalah proses membuat pilihan diantara beberapa pilihan dan harapan
akan terciptanya suatu hasil yang baik. Sweeney & McFarlin (2002)
mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses dalam mengevaluasi satu atau
lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik yang diharapkan.
Sementara itu, Kinicki & Kreitner (2003) mendefinisikan pengambilan
keputusan sebagai proses mengidentifikasi dan memilih solusi yang mengarah pada
hasil yang diinginkan.
Ditinjau dari karakteristiknya, pengambilan keputusan
terdiri dari 2 karakteristik, yakni:
·
Pengambilan keputusan individual
·
Pengambilan keputusan kelompok
1.
Pengambilan
Keputusan Individual
1.
Pengertian
keputusan individu
Pengambilan keputusan merupakan hasil proses dari beberapa
pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka
pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.
Seorang filosof Prancis, Jean-Paul Sartre mengatakan bahwa
manusia sebagai makhluk yang berkesadaran “dikutuk untuk bebas”. Kutukan
kekebasan ini menempatkan manusia sebagai makhluk yang dapat menentukan
jalannya sendiri. Apapun jalan yang diambil, maka manusia itu sendiri yang
harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dikemudian hari.
Di zaman modern ini manusia dihadapkan pada banyak pilihan,
memilih universitas, jurusan, pekerjaan, pacar, dll.. yang menuntut kemampuan
manusia untuk dapat mengambil keputusan secara tepat.
2.
Gaya
Pengambilan Keputusan pada Individu
Ada dua dimensi dalam gaya pengambilan keputusan, yakni:
·
Orientasi nilai (values
orientation),yaitu Tipe pengambil keputusan yang berorientasi nilai, fokus
pada tugas (masalah teknis) dan fokus pada orang (sosial).
·
Kompleksitas kognitif (cognitive
complexity),yaitu mengindikasikan tingkat di mana seseorang memiliki
toleransi terhadap ambiguitas dan kebutuhan terhadap struktur.
3.
Empat Gaya
pengambilan keputusan individu:
Menurut Rowe & Boulgarides (1994), dua dimensi di atas
(orientasi nilai & kompleksitas kognitif) apabila dikombi-nasikan
menghasilkan 4 gaya pengambilan keputusan, yakni:
v
Directive
Individu dengan gaya direktif, toleransinya rendah terhadap
ambiguitas, ia mencari rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan dibuat dengan
informasi yang minimal, dengan menilai beberapa alternatif. Membuat keputusan
yang cepat dan fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada hal-hal yang
bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur, seringkali agresif,
serta cenderung mendominasi orang lain.
v
Analytical
Individu dengan gaya analitis, toleransinya lebih besar
terhadap ambiguitas. Fokus terhadap keputusan yang bersifat teknis.
Berkeinginan mencari informasi lebih lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak
alternatif. Dicirikan sebagai pengambil keputusan yang terbaik dalam hal
kehati-hatiannya dan kemampuannya dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam
mengambil keputusan.
v
Conceptual
Individu dengan gaya konseptual, cenderung luas
pan-dangannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif. Fokus mereka adalah
jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan kreativitas pemecahan
masalah. Disamping itu, tingkat kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada manusia tinggi. Ada
kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan. Cenderung idealis,
menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami hubungan yang
kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment organisasi yang tinggi.
Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan
kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada pelaksana.
v
Behavioral
Individu dengan gaya behavioral, memiliki tingkat
kompeksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang mendalam
terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Peduli dengan prestasi
rekan-rekan dan bawahan, menerima saran dari orang lain, serta mengandalkan
pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki keinginan
untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk mencari
penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.
4.
Persepsi
dan Nilai Pengambilan Keputusan
v
Persepsi
Persepsi merupakan unsur penting, sebagai “gerbang
awal” masuknya informasi dari lingkungan. Berangkat dari stimulus,
individu pengambil keputusan akan mengguna-kan frame of reference-nya
dalam bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, di mana hal ini merupakan
fungsi dari pengalaman dan kompleksitas kognitif.
Persepsi yang “bias,” tentu akan mempengaruhi
interpre-tasi dan reaksi individu terhadap situasi.
Pada akhirnya akan membedakan antara individu yang satu
dengan individu lainnya dalam mengambil keputusan.
v
Nilai Pengambilan Keputusan
Unsur penting yang tidak kalah pentingnya dalam memahami
pengambilan keputusan adalah nilai (values). Nilai sebagai faktor kunci
dalam menentukan gaya pengambilan keputusan. Nilai dapat dimaknai sebagai
pedoman normatif pada diri seseorang yang mempengaruhinya dalam memilih
sejumlah alternatif untuk bertindak. Nilai dapat dilihat sebagai penyediaan
kerangka perseptual yang stabil dalam mempengaruhi perilaku seseorang, karena
dibangun dan berkembang melalui pengalaman.
Singkatnya, nilai dapat dilihat sebagai refleksi dari
keyakinan yang mengarahkan tindakan, pertimbangan, dan pengambilan keputusan
sebagai akhir dari proses yang terjadi dalam individu.
Bila persepsi berperan dalam mengartikan informasi sesuai
realitas subjektif, maka nilailah yang menggerak-kan (melalui motif) perilaku
(gaya) tertentu dalam men-capai tujuan.
5.
Faktor
Individual dalam Pengambilan Keputusan
Sebelumnya
telah dikemukakan proses dasar pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang
dalam pengambilan keputusan. Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seseorang tidak sistematis seperti proses yang dikemukakan
sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya dilakukan untuk
permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu
keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu,
kepribadian dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
TINJAUAN PUSTAKA?
BalasHapuskok yang pengambilan keputusan kelompok ga ada penjabarannya?
BalasHapuskok yang pengambilan keputusan kelompok ga ada penjabarannya?
BalasHapus