Kamis, 12 Desember 2013

KONSEP FLOW DAN CONJUNCTUR

KONSEP FLOW DAN CONJUNCTUR




DI SUSUN OLEH :

NOOR MUTIA (25212366)


Kondisi perekonomian tidak pernah stabil. Secara perlahan-lahan perekonomian kembali ketitik paling bawah, dan proses pemulihan pun dimulai. Proses pemulihan itu bias cepat namun bias juga lambat. Kondisi ini bias juga tidak pernah sembuh benar, atau bias juga sembuh dan menjadi begitu amat kuat sehingga menimbulkan terjadinya boom yang baru. Kemakmuran bias juga berarti permintaan yang terus-menerus meningkat dalam jangka waktu yang panjang, banyak kesempatan kerja, peningkatan standar hidup. Atau bias juga ditandai oleh harga-harga dan spekulasi yang membumbung tinggi dengan cepat karena inflasi, yang kemudian diikuti kemerosotan yang lainnya.
Perekonomian mengalami gelombang naik-turun yang relatif teratur dan terjadi secara berulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Gerakan ini disebut siklus ekonomi(business cycle).
Gerakan ini dapat disebut konjungtur.
Konjungtur atau fluktuasi ekonomi dapat diartikan suatu perkembangan yang terus menerus dan kemudian di ikuti oleh kemrosotan yang terus – menerus dari produksi kesempatan kerja, pendapatan harga – harga  dan kegiatan – kegiaran yang lain.
            Konjungtur atau fluktuasi  ekonomi dapat dibedakan dalam (empat) tipe,yaitu :
1.      Trend Sekuler
yartinya, suatu golongan arah gerakan ekonomi (bias keatas, bias juga menjurus ke bawah) dalam pereode lama . misalnya bias terjadi antara 30 – 50 tahun.

2.      Fluktuasi Musim
yaitu, fluktuasi kegiatan ekonomi selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Perubahan _ perubahan terjadi karena pengaruh musim (alam) atau kebiasaan – kebiasaan misalnya hari – hari besar yang meningkatkan penjualan.

3.      Fluktuasi Yang Tidak Teratur (Irregular)
yaitu, perubahan akibat dari pada kejadian – kejadian yang tidak diharapkan, seperti misalnya : bencana alam, banjir, peperangan dan sebagainya.

4.      Fluktuasi (Siklis)
yaitu, perubahan kehidupan ekonomi yang mungkin terjadi walaupun tidak ada kekuatan – kekuatan  trend, musiman dan irregular. Misalnya, perubahan dalam pendapatan dan kesempatan kerja.

Gerak gelombang konjungtur atau siklus (gelombang naik dan turun)keduanya bias terjadi dalam waktu 7 tahun, 8 tahun dan kadang – kadang sampai 10 tahun. Apabila satu siklus terjadi selama waktu 7 tahun, maka berarti gelombang naik selama 3 ½ tahun dan gelombang turun 3 ½ tahun.

            Gerak gelombang konjungtur dapat dilihat pada gambar berikut ini :


1. Gerak Gelombang Naik
Terjadi perluasan pada kegiatan ekonomi atau proses ekspensi (lihat garis AC) pada masa ekspensi dibagi dalam 2 (dua) tahap :

  1. Tahap Pemulihan atau Recovery (lihat gasis AB). Pada tahap ini produksi mulai diperbesar. Pendapatan mulai naik dan kesempatan kerja mulai lebih luas lagi.
  2. Tahap Konjungtur Tinggi  ( lihat garis DC). Pada tahap ini produksi dijalankan pada tingkat yang tinggi sekali. Pendapatan terus bertambah, keadaan semakin mendekati full emplovment. Hampir tidak ada pengangguran dan semua peralatan modal sudah terpakai dalam produksi. Mungkin akan timbul  bahaya inflasi.

2. Gerak Gelombang Turun
Terjadi kemunduran dalam kegiatan ekonomi yang disebut juga proses kontraksi atau kemrosotan (lihat garis CE) yang dalam tahap ini terbagi juga dalam 2 (dua) tahap :
  1. Tahap Resesi atau kemunduran (lihat garis CD) resesi biasanya dimulai mulai berkurangnya investasi. Dalam tahap ini tingkat produksi pendapatan dan kesempatan kerja mulai turun serta harganya mengalami kelesuhan.
  2. Tahap Depresi atau masa kesempatan (lihat garis DE) tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap resesi, segalanya kan turun berlipat ganda. Kegiatan ekonomi mencapai suatu tingkat yang rendah sekali. Dunia perusahaan tertekan dan investasi sangat rendah, bahkan tidak ada investasi baru.

Gerak gelombang konjungtur ada yang menyebutnya dengan business fluctuation atau business cycles. Fluktuasi – fluktuasi kegiatan semacam itu dirasakan terutama dinegara industri. Dan gejala seperti itu sudah dikenal sejak masa revolusi industri. Tapi, para ahli ekonomi baru mempelajari gejala naik turunnya kegiatan ekonomi terutama sejak krisis dunia tahun 1930 an yang dikenal dengan nama the great depression, dan kemudian dicari jalan bagaimana depresi dapat diatasi atau paling tidak direndahkan, yang selanjutnya hal ini merupakan pangkal perubahan ekonomi modern yang dipelopori  J.M. keyness.
Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Noor Mutia Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template